Keajaiban Anak Yatim: Rezeki Yang Berlipat Ganda!


Anak yatim penuh keberkahan ini bernama Maulana. Sejak usia tujuh bulan, ia diurus oleh suami-istri keturunan Tionghoa. Dibesarkan dengan kasih sayang yang tulus, si ayah yang pernah merantau di Surabaya ini menyampaikan pengakuan, “Dia anak yang luar biasa. Sumber rezeki.”

Inilah kisah selengkapnya, langsung dituturkan kepada kami.

600 Ribu jadi 100 Juta

Laki-laki ini mengawali karir sebagai seorang karyawan. Dia mahir di bidang plastik. Berpindah dari satu pabrik ke pabrik lain, laki-laki berkulit gelap ini pun berusaha memulai usaha di bidang limbah plastik. Modalnya nekat.

“Saya memulai usaha dari modal 600 ribu rupiah.” Dengan kegigihannya, ia membagi waktu sepulang kerja dari pabrik untuk mensortir plastik dan dijual lagi. Terus setiap hari.

Suatu hari, dia pun dipertemukan dengan seorang pengusaha baik hati. Ajaib, sang pengusaha itu memberinya pinjaman hingga 69 juta tanpa bunga sedikit pun. Terus memutar modal dengan semangat gigih, dalam setahun itu terkumpullah untung bersih ratusan juta.

Tidak hanya itu, dia juga bisa membeli mobil dan melunasi hutang-hutangnya. “Sebelumnya, rumah saya sudah akan disita pihak bank. Tapi, setelah ada si Maulana, kehidupan saya berubah drastis. Usaha berkembang pesat. Transaksi satu-dua jam bisa mendapatkan untung jutaan.”

Sakitnya Sembuh

Di suatu siang, laki-laki ini jalan bersama Maulana ke pasar. Namanya anak kecil, Maulana pun bermanja, “Pah, gendong dong.” Si laki-laki menjawab, “Berat, Nak. Kaki papah kan sakit.” Dengan lugunya, Maulana menukasi, “Gendong deh. Ntar juga sembuh kakinya.”

Dia pun menuruti permintaan si anak. Suka rela. Tulus. Tanpa maksud apa pun. Perkataan si kecil hanya dianggapnya sebagai kelucuan. Ajaib, perkataan si anak benar-benar nyata, “Setelah berjalan 200 an meter, kaki yang awalnya berat (dia berjalan dengan diseret), berangsur ringan. Dan, hingga kini, tidak terasa sakit.”

Ujian yang Berat

Bukan tanpa perjuangan, suami-istri ini sering diuji dengan kenakalan si kecil. Beruntung, mereka menjalani ujian itu dengan sabar dan senantiasa saling mengingatkan.

Kini, si kecil sudah memasuki usia enam tahun, kelas satu Sekolah Dasar. Semoga Allah Ta’ala memberikan keberkahan bagi dirinya, keluarganya, dan orang tua asuhnya itu. (Kisahikmah)